Bagi kalian yang suka travelling, nggak bakalan melewatkan kota yang satu ini. Bukittinggi.
Kota ini merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat yang yang diapit oleh Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Bukittinggi ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik dalam negeri maupun mancanegara, karena keindahan alamnya. Lokasi Kota Bukittinggi yang terhitung wilayah perbukitan menjadikan udaranya berhawa sejuk. Buat kalian yang gak tahan dingin, jangan coba mandi pagi-pagi. Dingin, banget !
Bukittinggi on the map |
Di kota ini ada banyaaaaaaaak objek wisata yang sayang sekali bila tak disambangi. Kali ini saya akan memberikan informasi mengenai lokasi-lokasi yang dapat didatangi bila berkesempatan mengunjungi Bukittinggi.
1. Panorama
Objek wisata ini pas banget buat kalian yang ingin menikmati keindahan alam Bukittinggi bersama keluarga. Di Panorama dapat disaksikan terjalnya lembah Ngarai Sianok. Ngarai Sianok juga sempat mengalami longsor saat terjadi gempa bumi di Sumatra Barat pada tanggal 29 September 2009. Namun keindahannya masih dapat dinikmati oleh para pengunjung. Di bawah ngarai terdapat sungai yang berkelok-kelok dan rumah-rumah penduduk.
Di Panorama ini suasananya bener-bener asik ! Jauh dari hiruk pikuk kota yang semrawut. Pada masa-masa liburan Panorama ramai oleh pengunjung yang biasanya menghabiskan waktu bersama keluarga. Mulai dari gelar tikar sampai duduk-duduk ngabisin bekal makanan ringan. Seruuuu :D. Bagi yang lupa bawa atau gak punya tikar/ alas duduk lainnya, jangan khawatir. Di taman ini tersedia bangku-bangku dan jasa penyewaan tikar. Nah, kurang lebih begini nih suasana di Panorama. maaf ya, ada modelnya. biasa foto-foto, ehehe..
Di Panorama ini suasananya bener-bener asik ! Jauh dari hiruk pikuk kota yang semrawut. Pada masa-masa liburan Panorama ramai oleh pengunjung yang biasanya menghabiskan waktu bersama keluarga. Mulai dari gelar tikar sampai duduk-duduk ngabisin bekal makanan ringan. Seruuuu :D. Bagi yang lupa bawa atau gak punya tikar/ alas duduk lainnya, jangan khawatir. Di taman ini tersedia bangku-bangku dan jasa penyewaan tikar. Nah, kurang lebih begini nih suasana di Panorama. maaf ya, ada modelnya. biasa foto-foto, ehehe..
Ngarai Sianok |
Indah banget kan -backgroundnya? Oke, sekarang kita lanjut ke lokasi berikutnya.
2. Lobang Jepang
Lobang Jepang adalah salah satu peninggalan Jepang yang merupakan gua bekas tempat persembunyian tentara Jepang pada masa penjajahan dahulu. Lobang Jepang ini masih berada di dalam kawasan taman Panorama. Objek ini berupa gua yang berkelok-kelok dengan panjang kurang lebih 1400 meter. Di dalam gua dapat ditemukan pembagian ruangan seperti ruang makan, dapur, ruang amunisi, dan ruangan lainnya. Untuk masuk ke dalam Lobang Jepang pengunjung harus menuruni anak tangga yang tidak sedikit jumlahnya. Capek? Pastinya. Seenggaknya itu semua terbayarkan dengan pengalaman memasuki gua ini. Bagi kalian yang takut gelap, jangan masuk sendirian ya. Biasanya para pengunjung juga didampingi oleh guide yang menjelaskan kondisi di dalam gua. Selain itu juga biar gak nyasar, hhaha..
Pintu Masuk Lobang Jepang |
3. Kebun Binatang -Kinantan
Kebun binatang pastinya nggak pernah absen di berbagai kota di Indonesia. Apalagi di Bukittinggi yang notabene adalah Kota Wisata. Kalo di Jakarta ada Ragunan, maka di Bukitinggi ada Kinantan! Objek wisata ini cocok dikunjungi bersama anak-anak untuk mengenal perilaku berbagai hewan. Jadi kalo punya sepupu atau ponakan yang bocah-bocah, bawa ke sini aja. Tapi dijagain loh ya adik-adiknya :D.
Entrance Kinantan |
4. Jembatan Limpapeh
Masih di kawasan Kebun Binatang Kinantan, dapat kita temukan jembatan dengan panjang kurang lebih 90 meter dan lebar 3,8 meter. Jembatan Limpapeh melintasi Jalan Ahmad Yani, salah satu jalan di Bukittinggi yang ramai lalu lintasnya. Jembatan ini menghubungkan Kebun Binantang Kinantan dengan Benteng Fort de Kock. Ulasan benteng setelah ini ya. Dari atas jembatan ini dapat disaksikan pemandangan Kota Bukittinggi dan Gunung Merapi. Subhanallah. Penasaran? Coba datangin aja ! :)
Masih di kawasan Kebun Binatang Kinantan, dapat kita temukan jembatan dengan panjang kurang lebih 90 meter dan lebar 3,8 meter. Jembatan Limpapeh melintasi Jalan Ahmad Yani, salah satu jalan di Bukittinggi yang ramai lalu lintasnya. Jembatan ini menghubungkan Kebun Binantang Kinantan dengan Benteng Fort de Kock. Ulasan benteng setelah ini ya. Dari atas jembatan ini dapat disaksikan pemandangan Kota Bukittinggi dan Gunung Merapi. Subhanallah. Penasaran? Coba datangin aja ! :)
5. Benteng Fort de Kock
Nah, ini dia benteng yang disebut-sebut pada ulasan sebelumnya. Benteng Fort de Kock. Kalo tadi ada Lobang Jepang yang jadi peninggalan Jepang pada masa penjajahan, ternyata bangsa Belanda juga punya peninggalan di kota ini. Benteng Fort de Kock dibangun sekitar tahun 1820-an. Yang namanya benteng, pasti digunakan sebagai tempat pertahanan dari gempuran serangan, bukan? Secara keseluruhan, tempat ini berupa taman di mana terdapat beberapa meriam kuno. Benteng Fort de Kock bisa jadi tempat yang asik buat foto-foto, walaupun nggak begitu banyak yang bisa diamati. Mengamati para pengunjung bisa kali yaa.. ehehe..
Nah, ini dia benteng yang disebut-sebut pada ulasan sebelumnya. Benteng Fort de Kock. Kalo tadi ada Lobang Jepang yang jadi peninggalan Jepang pada masa penjajahan, ternyata bangsa Belanda juga punya peninggalan di kota ini. Benteng Fort de Kock dibangun sekitar tahun 1820-an. Yang namanya benteng, pasti digunakan sebagai tempat pertahanan dari gempuran serangan, bukan? Secara keseluruhan, tempat ini berupa taman di mana terdapat beberapa meriam kuno. Benteng Fort de Kock bisa jadi tempat yang asik buat foto-foto, walaupun nggak begitu banyak yang bisa diamati. Mengamati para pengunjung bisa kali yaa.. ehehe..
sumber : jalanblog.wordpress.com |
6. Pasa Ateh
Jalan-jalan di Bukittinggi nggak lengkap kalo nggak belanja. Salah satu pusat perbelanjaan a.k.a. pasar yang eksis di Bukittinggi adalah Pasa Ateh (bahasa Indonesianya Pasar Atas). Pasar ini berlokasi di jantung kota. Di pasar ini ada banyak sekali ragam oleh-oleh yang bisa dipilih. Mulai dari pernak-pernik seperti gantungan kunci, sampai pajangan rumah gadang atau jam gadang. Buat cewek-cewek juga tersedia berbagai pilihan tas buatan tangan. Yap, sebagian besar oleh-oleh di sini adalah handmade. Selain itu ada juga kaos-kaos lucu dengan kalimat yang unik. Harga bersahabat ! Kalian tau Joger-nya Bali? FYI, di Bukittinggi juga ada distro kaos-kaos unik seperti Tangkelek dan Kapuyuak. Namun dua distro ini tidak berlokasi di kawasan Pasa Ateh (adanya di jalan Sudirman. Check it out!). Gue cuma tau dua distro ini yang kaosnya oke.
Jalan-jalan di Bukittinggi nggak lengkap kalo nggak belanja. Salah satu pusat perbelanjaan a.k.a. pasar yang eksis di Bukittinggi adalah Pasa Ateh (bahasa Indonesianya Pasar Atas). Pasar ini berlokasi di jantung kota. Di pasar ini ada banyak sekali ragam oleh-oleh yang bisa dipilih. Mulai dari pernak-pernik seperti gantungan kunci, sampai pajangan rumah gadang atau jam gadang. Buat cewek-cewek juga tersedia berbagai pilihan tas buatan tangan. Yap, sebagian besar oleh-oleh di sini adalah handmade. Selain itu ada juga kaos-kaos lucu dengan kalimat yang unik. Harga bersahabat ! Kalian tau Joger-nya Bali? FYI, di Bukittinggi juga ada distro kaos-kaos unik seperti Tangkelek dan Kapuyuak. Namun dua distro ini tidak berlokasi di kawasan Pasa Ateh (adanya di jalan Sudirman. Check it out!). Gue cuma tau dua distro ini yang kaosnya oke.
Ngomong-ngomong masalah harga, skill tawar menawar sangat dibutuhkan bila berbelanja di pasar ini kalo mau dapet harga yang oke. Nilai plus bila melakukan tawar menawar dalam bahasa Minang ! Nggak bisa dipungkiri, tawar menawar ini salah satu yang menjadikan Pasa Ateh sayang dilewatkan. Kalo berhasil nawar barang dengan harga yang pas tuh rasanya seneeeeeeeeng banget.
7. Jam Gadang
THE LAST BUT NOT LEAST ! Belum ke Bukittinggi namanya kalo belum ke Jam Gadang. Tak jauh dari Pasa Ateh, berdiri kokoh bangunan menyerupai tugu ini, tepat di jantung kota Bukittinggi. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926, yang merupakan hadiah dari Ratu Belanda -saat itu- kepada sekretaris Kota Bukittinggi pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bagian puncak Jam Gadang sempat beberapa kali mengalami perubahan. Pada awalnya di puncak bangunan ini berdiri patung ayam jantan. Kemudian pada masa penjajahan Jepang, patung ayam jantan berganti menjadi bentuk atap klenteng. Setelah Indonesia merdeka, puncak Jam Gadang diubah menjadi bergonjong, bentuk atap khas rumah adat Minangkabau.
Mesin penggerak jam ini hanya ada dua di dunia. Yang pertama adalah mesin yang terpasang di Jam Gadang. Ada yang tau di mana mesin lainnya berada? BIG BEN LONDON ! Jadi, bagi kalian yang belum kesampaian mengunjungi Big Ben, nggak ada salahnya main-main dulu ke kembarannya : Jam Gadang. Jam Gadang ini akan berdentang setiap satu jam sekali. Keunikan lainnya dari Jam Gadang terletak pada angka yang tertera pada lempengan jam. Angka-angka jam ditulis dengan angka romawi. Akan tetapi pada angka empat tidak tertulis IV, melainkan IIII. Hingga saat ini tidak diketahui dengan pasti alasan penulisan angka empat romawi yang seperti itu. Well, siapa yang tahu?
Pengunjung yang ingin naik ke puncak jam dibatasi hanya empat orang sekali naik. Tepat di bawah puncak jam dapat dilihat roda mesin. Pemandangan dari puncak Jam Gadang juga tak kalah hebat. Pengunjung juga dapat berjalan-jalan di taman sekitar Jam Gadang. Biasanya taman ini ramai pada sore hari dan puncaknya pada malam hari. Pemandangan luar biasa pada malam hari adalah ketika taman dipenuhi kerlap kerlip lampu warna warni serta kembang api yang memenuhi langit malam. Jangan heran bila untuk mencapai tempat ini perlu menghadapi kemacetan lalu lintas. Soalnya sekarang orang-orang Bukittinggi pada bawa mobil coy !
Nah, sekian ulasan mengenai spot spot yang sayang untuk dilewatkan bila berkesempatan mengunjungi Bukittinggi. Demikian julukan yang disematkan pada kota ini : Kota Wisata. Masih banyak tempat yang bisa dikunjungi di Bukittinggi. Bagi saya pribadi, nggak ada satupun sudut kota ini yang nggak menarik. Gimanapun ini kota kelahiran gue !! :D
Bagi yang merasa ulasan ini kurang menarik, silakan kunjungi Kota Wisata Bukittinggi dan buktikan sendiri. Karena keindahannya emang nggak cukup dijelaskan dalam satu tulisan. Dijamin nggak bakalan nyesel. :)
THE LAST BUT NOT LEAST ! Belum ke Bukittinggi namanya kalo belum ke Jam Gadang. Tak jauh dari Pasa Ateh, berdiri kokoh bangunan menyerupai tugu ini, tepat di jantung kota Bukittinggi. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926, yang merupakan hadiah dari Ratu Belanda -saat itu- kepada sekretaris Kota Bukittinggi pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bagian puncak Jam Gadang sempat beberapa kali mengalami perubahan. Pada awalnya di puncak bangunan ini berdiri patung ayam jantan. Kemudian pada masa penjajahan Jepang, patung ayam jantan berganti menjadi bentuk atap klenteng. Setelah Indonesia merdeka, puncak Jam Gadang diubah menjadi bergonjong, bentuk atap khas rumah adat Minangkabau.
Jam Gadang |
Mesin penggerak jam ini hanya ada dua di dunia. Yang pertama adalah mesin yang terpasang di Jam Gadang. Ada yang tau di mana mesin lainnya berada? BIG BEN LONDON ! Jadi, bagi kalian yang belum kesampaian mengunjungi Big Ben, nggak ada salahnya main-main dulu ke kembarannya : Jam Gadang. Jam Gadang ini akan berdentang setiap satu jam sekali. Keunikan lainnya dari Jam Gadang terletak pada angka yang tertera pada lempengan jam. Angka-angka jam ditulis dengan angka romawi. Akan tetapi pada angka empat tidak tertulis IV, melainkan IIII. Hingga saat ini tidak diketahui dengan pasti alasan penulisan angka empat romawi yang seperti itu. Well, siapa yang tahu?
Pengunjung yang ingin naik ke puncak jam dibatasi hanya empat orang sekali naik. Tepat di bawah puncak jam dapat dilihat roda mesin. Pemandangan dari puncak Jam Gadang juga tak kalah hebat. Pengunjung juga dapat berjalan-jalan di taman sekitar Jam Gadang. Biasanya taman ini ramai pada sore hari dan puncaknya pada malam hari. Pemandangan luar biasa pada malam hari adalah ketika taman dipenuhi kerlap kerlip lampu warna warni serta kembang api yang memenuhi langit malam. Jangan heran bila untuk mencapai tempat ini perlu menghadapi kemacetan lalu lintas. Soalnya sekarang orang-orang Bukittinggi pada bawa mobil coy !
Jam Gadang Malam Hari |
Nah, sekian ulasan mengenai spot spot yang sayang untuk dilewatkan bila berkesempatan mengunjungi Bukittinggi. Demikian julukan yang disematkan pada kota ini : Kota Wisata. Masih banyak tempat yang bisa dikunjungi di Bukittinggi. Bagi saya pribadi, nggak ada satupun sudut kota ini yang nggak menarik. Gimanapun ini kota kelahiran gue !! :D
Bagi yang merasa ulasan ini kurang menarik, silakan kunjungi Kota Wisata Bukittinggi dan buktikan sendiri. Karena keindahannya emang nggak cukup dijelaskan dalam satu tulisan. Dijamin nggak bakalan nyesel. :)
4 komentar:
wah... bukittinggi. masih belum tercapai melakukan perjalanan ke sana :3
hm, semoga nanti dikasih kesempatan buat ke sana ya, dijamin seru :D
jd ingat pas kito kelas 1 lis :D
iyoooo, ehehe..
itu bakalan selalu diinget kan, :D
Posting Komentar
dikomen dulu bisa kali :D