ENJOY THIS BLOG ! :D

Plis ! Jangan Galau (lagi) Ya

Jumat, 01 Maret 2013

"Harusnya semua laki-laki di muka bumi ini mengerti, betapa mahalnya harga sebuah ketidakpastian. Apalagi bagi makhluk yang bernama perempuan. Kepastian tidak sesederhana iya atau tidak. Dalam bahasa keputusan, kepastian adalah salah satu sinonim dari keberanian. Tentu saja aku tak mau hidup menggenap dengan orang yang tidak bisa memberi kepastian, dan tak terbayangkan betapa repotnya menghabiskan lebih dari separuh hidup bersama orang yang tak punya keberanian. Maka dia, laki-laki sebelum kamu yang berproses untuk menggenapiku itu, langsung ter-eliminasi dari pilihanku. Aku lebih memilih meninggalkan ketidakpastian dan segera berlari menuju kepastian. Walaupun untuk itu, aku harus menempuh jarak yang cukup jauh. Aku tak mau terjebak dalam permainan logika yang bernama asumsi, sedangkan sebagian besar asumsi adalah salah. Aku juga tak begitu mengerti kondisi laki-laki sebelum kamu itu dengan menunda-nunda, yang aku tahu; cara terbaik untuk menghadapi ketidakpastian adalah dengan memastikannya. Bukan dengan asumsi, bukan juga dengan harapan semoga begini atau andaikata begitu. Dan kepastiannya, aku memutuskan untuk tidak.

Tidak sebentar, cukup lama aku berada di 'ruang tunggu', sampai Tuhan mengirimkan seorang kamu untuk menggenapiku. Ah, perempuan memang tak kenal kata sebentar perihal menunggu jodohnya tiba. Bagi perempuan menunggu jodoh memang selalu lama. Karena itu bukan hanya masalah waktu, tapi juga tentang perasaan. Bukan waktunya yang lama, tapi rasanya yang lama. Dan sebagian besar perasaan, memang seringkali merepotkan. Padahal sederhananya, menunggu hanyalah tentang keyakinan; keyakinan bahwa setiap orang punya saat yang paling tepat, bahwa setiap orang punya waktu terbaiknya masing-masing, bahwa Tuhan selalu punya maksud dan itu pasti baik. Sedangkan bagi yang tidak yakin? Selamat menderita di 'ruang tunggu'."

Sensitiv-1 : Teman. Sahabat. Keluarga.

Senin, 18 Februari 2013

36 Jiwa. 36 Perasaan. Sensitiv-1 :)


Teman. Sahabat. Keluarga.

Sedikit cerita lucu yang menginspirasi tercetusnya nama Sensitiv-1. Kala itu di siang bolong, terjadi keributan kecil di kelas kami. Bukan, bukan keributan kecil karena selisih atau apalah. Keributan ini pure karena anak-anak SMA yang berisik, yang akhirnya membuat sang ketua kelas walk out karena usahanya menertibkan kelas tak membuahkan hasil. Lagi sensitif, kalo kata anak-anak. tapi lantas membuahkan nama lho ! :D (peace kak, hehe)

Never Ending Story-TIN 46

Tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk dilalui bersama manusia-manusia ini. Bukan juga waktu yang lama untuk dapat mengenal masing-masing karakter mereka. Kenyataannya ada banyak sekali cerita yang dilalui bersama setiap harinya, baik suka maupun duka. Kebersamaan ini yang barangkali, akan dirindukan suatu hari nanti. Semoga saja.




Hotter Potter : Review Harry Potter Buku 1

Minggu, 27 Januari 2013

Harry adalah satu satunya Potter yang tersisa, setelah serangan Voldemort di Godric's Hollow yang menewaskan kedua orang tuanya saat ia masih bayi. Sejak saat itu ia tinggal bersama Paman Vernon Dursley dan Bibi Petunia, serta sepupu Dudley. Sepuluh tahun bersama, Harry tak pernah diperlakukan dengan baik layaknya seorang anak. Hingga pada hari ulang tahunnya yang ke sebelas, ia menerima undangan dari sekolah sihir Hogwarts. Dan akhirnya kebenaran yang selama ini ditutup-tutupi keluarga Dursley pun terungkap : Harry  Potter adalah seorang penyihir.

Buku ini selanjutnya lebih banyak bercerita tentang kejadian-kejadian yang dialami Harry selama tahun pertama di Hogwarts. Hal-hal yang hanya dapat dijumpai di dunia sihir. Salah satunya adalah perkenalan Harry dengan permainan Quidditch. Ia menjadi seeker bagi tim Gryffindor sejak tahun pertamanya di sekolah sihir itu.

Klimaks cerita ada pada keterlibatan Harry bersama teman-temannya, Ron dan Hermione, dalam mengungkap pencurian Batu Bertuah. Hal ini berujung pada pertemuan Harry dengan Voldemort untuk kedua kalinya setelah serangan sepuluh tahun silam.

Dengan membaca buku ini pembaca tidak hanya disuguhkan petualangan hebat Harry di dunia sihir, tetapi juga dihadapkan pada kenyataan pentingnya ketulusan dalam hidup. Juga cinta dan keberanian. Hal-hal semacam inilah yang pada akhirnya menuntun Harry pada kebenaran dan mampu menjawab berbagai pertanyaan yang mengganggu benaknya selama ini.


Identitas buku :
Judul : Harry Potter dan Batu Bertuah (judul asli : Harry Potter And The Sorcerer's Stone)
Penulis : J.K. Rowling
Alih bahasa: Listiana Srisanti
Jumlah halaman : 384 hlm
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, September 2000.

Hotter Potter Reading Event

Catatan #3

Jumat, 18 Januari 2013

Januari ini basah.
hujan rintiknya menderas. kadang disapu angin.
gerimis. reda. hujan. gerimis. reda.
awan hitam menggelayut. menambah kesan sendu.
Januari yang sendu.
terlebih ketika tetesan hujan mengetuk jendela.
seperti hendak mengajak bercakap.
maaf aku tak paham isyarat hujan.
hanya cukup mampu mengundang rasa, tak tahu apa.
entah ada apa pada hujan yang membuatnya istimewa.
sehingga seketika muncul kalimat kalimat tentang perasaan.
melankolis !
Januari ini melankolis.

2013 = Hidup Sehat

Rabu, 02 Januari 2013

Dar. Dor. Dar. Dor.
Petasan. Terompet. Kembang Api. -oke, apalagi kalo bukan tahun baru Masehi.
Semarak dengan keramaian di sudut-sudut kota. Bakar bakar apa aja.
Jangan bakar blog, plis.

Berkaitan dengan momen tahun baru masehi, yang masih anget ini, sayang banget rasanya kalo gak bikin postingan baru. Awal bulan loh ! So, January, let's begin ! :D

Go (nge)Blog ! -curhatan yang punya blog

Sabtu, 29 Desember 2012

Apa yang membuat saya tertarik nge-blog? Hm, simpel aja : karena bosen main di media sosial. Website macam facebook atau twitter dan media online lainnya memang menawarkan begitu banyak kemudahan dalam berkomunikasi. Pada awalnya mungkin seru, apalagi kalo udah ada topik yang ramai dibahas bareng temen-temen dunia maya. Tapi lama kelamaan kejenuhan itu muncul. Ngapain aja buka media sosial ? Mantengin home, liat timeline, kalo ada topik seru ikutan nimbrung komen ini itu. Monoton. Bosen.

-Thanks for visit-

Powered By Blogger